MAKALAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
MODUL 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN
PESERTA DIDIK
USIA SEKOLAH MENENGAH
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK
3 (TIGA)
1.
ILHAM
( 856690253 )
2.
LINDA NINGSIH ( 856690318 )
3.
MUHAMMAD AWALUDIN (
856690332 )
4.
NANIK PURWASIH (
856690396 )
TUTOR: ZAIDAN
JAUHARI, S.Pd, MT
PROGRAM STUDI PGSD
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
2019
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada
Allah SWT. karena atas limpahan
karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini
tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini
dengan Judul : KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
karena sesuai dengan bidang mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam
membuat tugas ini tapi dengan semangat
dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu
menyelesaikan tugas ini dengan baik,.Oleh
karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Dosen mata kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Di SD
- Semua anggota kelompok kerja pembuatan makalah ini
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas
mkalah ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
Sekayu, Oktober 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
…………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi
………………………………………………………………………………… iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
……………………………………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah
……………………………………………………………….... 1
C.
Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………… 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuahan Fisik Serta Perkembangan
Intelektual dan Emosional
1. Pertumbuhan
Fisik atau Jasmani……………………………………………….
2
2. Perkembangan
Intelektual……………………………………………………... 2
3. Perkembangan
Emosional …………………………………………………….. 3
B.
Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
1.
Perkembangan Sosial, Moral dan
Sikap ……………………………………. 4
2.
Perkembangan Pemikiran Politik…………………………………………….. 5
3.
Perkembangan Agama dan Keyakinan ………………………………………. 5
C.
Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah
Menengah
1. Perbedaan
kemampuan……………………………………………………….. 7
2. Perbedaan
dalam Intelegensi …………………………………………………
8
3. Perbedaan
dalam Kepribadian ……………………………………………….
9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 11
B.
Saran ……………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada
usia sekolah menengah, penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan
hormon. Cara hidup mereka berubah sesuai dengan perkembangannya untuk mulai
berfikir abstak. Perasaannya tentang banyak hal yang berubah.
Di
usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Pada umurnya dimulai pada usi 12 atau 13 than dan berakhir menjelang usia 20
tahun.
Perubahan
pertumbuhan fisik yang dramatis pada tahap perkembangan siswa sekolah menengah.
Kemudian kita lihat bagaimana siswa berkembang intelektualnya setelah mereka
mampu berfikir abstrak. Proses berfikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap
dan moralnya, tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikan dan karier yang
dipilihnya. Kematangan intelektual pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan
kemampuan berfikir abstrak. Kematangan emosional bergantung kepada ditemukannya
identitas diri, ketidaktergantungan kepada orangtua, berkembangnya sistem nilai
dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam persahabatan dan cinta.
B.
Rumusan
Masalah
Maka berdasarkan latar belakang diatas
rumusan permasalahannya adalah :
1.
Bagimana pertumbuhan fisik, perkembangan
intelektual dan emosional anak usia sekolah menengah?
2.
Bagaimana perkembangan, sosial, moral
dan sikap anak usia sekolah menengah?
3.
Apa saja perbedaan individu anak usia
sekolah menengah?
C.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan
fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
2.
Menjelaskan kaitan antara perkembangan
intelektual dan emosional
3.
Menjelaskan kaitan antara perkembangan
sosial, nilai-nilai moral, dan sikap
4.
Menjelaskan perbedaan individu anak usia
sekolah menengah
5.
Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak
usia sekolah menengah
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 3
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta
Didik Usia Sekolah Menengah
KB 1. Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual
dan Emosional
Pada usia
11-12 tahun tinggi anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda,pada usia 12-13
tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan
laki-laki,tetapi pada usia 14-15 anak laki-laki akan mengejarnya sehingga pada
usia 18-19 tahun tinggi badan laki-laki jauh dari wanita (lebih tinggi).
Perbedaan
profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
|
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
|
1.
|
Laju perkembangan secara umum berlangsung secara
pesat
|
Laju perkembangan secara umum menurun, sangat lambat
|
|
2.
|
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang
seimbang
|
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih
seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa
|
|
3.
|
Munculnya ciri-ciri sekunder
|
Siap berfungsinya organ-organ reproduksi
|
|
4.
|
Gerak-gerik tampak canggung dan kurang
terkoordinasikan
|
Gerak-geriknya mulai mantap
|
|
5.
|
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang
dicobanya
|
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif
|
B.
Pertumbuhan Intelektual
Berfikir
abstrak adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai
berpikir formal operasional. Berkembangnya kemampuan berfikir operasional pada
masa remaja ditandai dengan 3 hal penting:
1. anak mulai
mampu melihat (berfikir)tentang kemungkinan –kemungkinan
2. anak telah
mampu berfikir ilmiah,dari mulai merumuskan masalah ,membatasi masalah
,menyusun hipotesis,mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik
kesimpulan- kesimpulan
3. remaja telah
mampu memadukan ide-ide secara logis
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa
SLTA
|
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
|
1.
|
Proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan
kaidah-kaidah logika formal
|
Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika
formal disertai kemampuannya membuat generalisasi
|
|
2.
|
Kecakapan dasar umum menjalani laju perkembangan
yang terpesat
|
Tercapainya titik puncak
|
|
3.
|
Kecapakan dasar khusus mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan
lebih jelas
|
Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak
dan kemantapannya
|
C.
Perkembangan Emosional
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan
ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan sendirinya pada usia 18 th.Semakin kuat
perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi
yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).
KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan
Sikap
A. Perkembangan
Sosial, Moralitas dan Sikap
Rungan pria lebih peduli terhadap
nilai-nilai keadilan dan kejujuran,sedangkan wanita terhadap nilai-nilai
kesejahteraan.
Perbedaan
profil perkembangan pemikiran sosial dan moralitas antara siswa SLTP dengan
siswa SLTA
|
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
|
1.
|
Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan
menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak orang tetapi bersifat temporer
|
Bergaul dengan jumlah teman yang terbatas dan
selektif
|
|
2.
|
Adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok
sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi
|
Ketergantungan kepada kelompok sebaya berangsung
fleksibel
|
|
3.
|
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari
dominasi pengaruhorang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang
tuanya
|
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas
kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
|
|
4.
|
Dengan sikapnya dan cara berpikinya yang kritis
mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam
perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya
|
Sudah dapat memisahkan antara nilai-nilai dengan
kaidah-kaidah normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin
dapat berbuat keliru atau kesalahan
|
B. Perkembangan
Pemikiran Politik
Perkembangan
pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang keduanya
berkaitan erat. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya
atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi,
tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat
khusus.
C. Perkembangan
Agama dan Keyakinan
Perbedaan profil perkembangan agama
dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
|
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
|
1.
|
Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan keadilan
Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis
|
Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan
mulai dipahami dan dihayati
|
|
2.
|
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari
dilakukan mungkin didasarkan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang
memaksa dari luar dirinya
|
Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan
sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan petimbangan hati
nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
|
|
3.
|
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan
hidupnya
|
Mulai menemukan pegangan hidup yang definitif
|
Thomas
Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa
anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya.
Sebaliknya Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara
alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah anak mampu membedakan mana perilaku
yang baik dan buruk.
Dalam
pandangan bahwa vperilaku anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan (herediter) dikenal
dengan mazhab nativisme.
Filosofi
dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula
rasa. Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui
pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk,
tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh.(mazhab
empirisme)
Menurut
penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik
oleh pembawaan maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori
inilah yang dianut oleh kebanyakan ahli saat ini.
Menurut Papalia
dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat
dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh
normatif melawan pengaruh bukan normatif. Faktor internal, faktor pembawaan
sejak lahir yang disebut heredity. Faktor eksternal, faktor
yang berpengaruh terhadap diri individu yang berasal dari lingkungan(enviromental
influences).
*Pengaruh
normatif yaitu jika pengaruh terhadap kebanyakan orang dalam kelompok tertentu
adalah sama
*Pengaruh
non-normatif yaitu peristiwa yang luar biasa yang memberikan pengaruh besar
terhadap kehidupan manusia
Menurut Urie
Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan
pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai
lingkungan yang sangat global:
- Pengaruh
lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti
lingkungan sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.
- Pengaruh
lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan
sistem yang melibatkan individu di dalamnya.
- Pengaruh
lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti
pengaruh sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan
pemerintahan.
- Pengaruh
lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan
erat pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan
pengaruh keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
Dalam pandangan yang konvensional
terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi proses perkembangan anak usia
sekolah menengah,yaitu:
1.
Faktor pembawaan (heredity):yang bersifat
alamiah(nature)
2.
Faktor lingkunan (environment):yang memungkinkan
proses pengembangan(nurture)
P=f(H,E.T)
3.
Faktor waktu(time):saat tibanya masa peka atau
kematangan(maturation)
Pada masa sekolah menengah ini
merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau the worst of time
(Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu mengatasi
berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan
identitasnya yang akan dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau
gagal ia akan berada pada krisis identitas (identity crisis) yang
berkepanjangan.
KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia
Sekolah Menengah
A. Perbedaan
Kemampuan
Kemampuan
potensial adalah kecakapan yang masih terkandungdalam diri siswa yang
diperolehnya secara pembawaan ,sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang
menjadi kemamnpuan nyata. Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera
dapat didemonstrasikan dan diuji,karena merupakan hasil usaha atau belaja yang
bersangkutan.Kermampuan nyata sering disebut juga prestasi belajar(achievment).
B. Perbedaan
dalam Intelegensi
Intelegensi adalah
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan
mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai
consisting of grasping the essentials. Seseorang dikatakan memiliki perilaku
inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari
situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding
dengan yang lain.
Indikator
perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996),
antara lain:
1.
Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2.
Efisiensi dalam berbahasa
3.
Kecepatan dalam pengamatan
4.
Kemudahan dalam mengingat
5.
Kemudahan dalam memahami hubungan
6.
Imajinasi
Vernon mencoba menjelaskan
tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu :
1.
Biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri
terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti menekankan pada kemampuan untuk
mengemas perilaku baik secara terang-terangan(overtly behavior) maupun
tersamar(covertly) sebagai hasil dari pengalaman),
2.
Psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan
kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol)
dan
3.
Operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen
secara lebih rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Klasifikasi tingkat kemampuan umum
(Intelegensi)
|
IQ
|
Persentase dari Populasi
|
Klasifikasi
|
|
140 ke atas
|
1
|
Genius (jenius)
|
|
130-139
|
2
|
Very superior (sangat
|
|
120-129
|
8
|
Unggul
|
|
110-119
|
16
|
Superior (unggul
|
|
100-109
|
23
|
Average
|
|
90-99
|
23
|
Normal
|
|
80-89
|
16
|
Dull average (mendekati normal)
|
|
70-79
60-69
Dibawah 60
|
8
2
1`
|
Borderline (lambat)
Mentally defficient
Terbelakang
|
C. Perbedaan
dalam Kepribadian
Kepribadian
menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.Dalam pandangan Erikson
(Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und Drang (masa
angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam
pengintegrasian unsur-unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan
kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1.
Kebutuhan viscerogenis adalah
kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas dan
lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan
hidup.
2.
Kebutuhan psychogenic adalah
kebutuhan sosial atau social motives.
Murray memilahkan kebutuhan
sosial menjadi 20 kebutuhan:
- Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak
berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan
orang lain.
- Needs
for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk
melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil
sebaik mungkin.
- Needs
for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain
seperti teman sebaya, setia kawan.
- Needs
for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan,
menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
- Autonomy
Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri
- Counteraction,
kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
- Defendance
needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
- Deference
needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
- Needs
for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi,yaitu kebutuhan ingin
menguasai lingkungan manusia
- Exhibition
(n Exh), kebutuhan pamer diri.
- Harmovoidance,kebutuhan
untuk menghindari ketidaknyamanan
- Infavoidance,kebutuhan
untuk menghindari kegagalan
- Nurturance,kebutuhan
untuk membantu orang yang memerlukan bantuan
- Order,
kebutuhan teratur.
- Play
- Rejection,kebutuhan
untuk menolak orang lain
- Sentience,
kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
- Sex,kebutuhan
membangun hubungan yang bersifat erotis
- Succorance,kebutuhan
untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapat kesulitan
- Under
standing,kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban
sementara/hipotesis
Dari 20 kebutuhan menurut Murray ,kebutuhan yang
dominan pada usia sekolah menengah adalah:
1. Need for affiliation
2. Need for
agresion
3. Autonomy
Needs
4. Counteraction
5. Need for
dominance
6. Exhibition
7. Sex
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pada
usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja
atau pubertas atau adolesen.
2.
Aspek
perkembangan anak usia sekolah (Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun).
v Pertumbuhan fisik /
jasmani
v Perkembangan intelektual
v Perkembangan
emosional
3.
Keterampilan berpikir baru yang dimiliki
remaja adalah pemikiran sosial, politik, agama dan keyakinan
4.
Dalam pendekatan lain perbedaan
individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam
kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Perbedaan
individu anak usia menegah di antaranya: kemampuan, intelegensi dan kepribadian
B.
SARAN
Disarankan kepada orang tua dan guru untuk selalu kerja sama, sebagai
guru kita dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, merencanakan
pembelajaran yang bervariasi serta mengadakan hubungan atau komunikasi dengan
menggunakan pendekatan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Herlin
Mayalina. 2015. Perkembangan Peserta Didik Modul 3
http://rangkumanherlinmayalina.blogspot.com/2015/06/perkembangan-peserta-didik-modul-3.html
Masum Roni. 2014. Tugas
Karakteristik dan Kebutuhan
Sumantri,
Mulyadi. 2019. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan. Universitas
Terbuka
Vievaladieda. 2015.
Rangkuman Mata Kuliah Perkembangan
http://vievalavieda.blogspot.com/2015/06/rangkuman-mata-kuliah-perkembangan.html
Yusuf.. 2016. Resume
Materi MKDK 4002. Perkembangan Peserta Didik.
http://catatanyusufjabung.blogspot.com/2016/04/resume-materi-mkdk4002-perkembangan.
Peserta Didik html

Komentar
Posting Komentar